Pengamanan Unjuk Rasa Aksi Bela Guru tua berakhlak, Polda Sulteng Kedepankan Tindakan Humanis
Palu, Tribratanews – Kepolisian menurunkan 779 personel gabungan Polda Sulteng dan Polresta Palu, Untuk menjaga dan mengawal jalannya penyampaian pendapat dimuka umum yang dilakukan oleh Gerakan Aksi Bela Guru tua berakhlak di jalan Sam Ratulangi Palu, Jumat (11/4/2025),
Ada 3 lokasi yang menjadi sasaran penyampaian aspirasi yaitu di Kantor Gubernur Sulteng, DPRD Sulteng dan Polresta Palu.
Persiapan pasukan pengamanan dipimpin langsung oleh Karoops Polda Sulteng Kombes Pol. Guiseppe Reinhard Gultom di halaman Apel Polresta Palu didampingi Wakapolresta AKBP Andi Batara.
Dalam arahannya Karoops Polda Sulteng itu berpesan untuk menjaga keamanan diri sendiri dan keamanan masyarakat
“Kita berikan pelayanan dan pengamanan sebaik-baiknya, kedepankan tindakan yang bersifat preventif dan preemtif serta humanis,” pintanya.
Karoops Pokda Sulteng juga menegaskan selama pengamanan aksi unjuk rasa tidak ada yang membawa senjata api atau sampai terdengar suara letusan.
Keberadaan kita tentunya untuk mengamankan masyarakat, mengamankan kegiatan yang mereka lakukan. Waspadai adanya pihak pihak yang berupaya melakukan provokasi saat penyampaian aspirasi, pesan Karoops.
Karoops juga meminta masyarakat yang menyampaikan aspirasi kiranya dapat dilakukan secara damai, tanpa tekanan, paksaan atau kekerasan.
Terpisah Kabidhumas Polda Sulteng memastikan kasus dugaan penghinaan atau ujaran kebencian terhadap Almarhum Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua masih dilakukan penyelidikan oleh Polda Sulteng.
“Sejauh ini penyidik sudah melakukan pemeriksaan 7 orang sebagai saksi dan telah mengagendakan memanggil ahli pidana, ahli bahasa, ahli ITE, ahli agama untuk diperiksa, minggu depan,” ungkap Djoko.
Sebagaimana laporan yang disampaikan ke Polda Sulteng tanggal 7 April 2025, terlapor adalah saudara MFR alias GFP, ungkapmya.
Kasus ini kata Djoko, bermula dengan beredarnya video yang diunggah di berbagai platfom media sosial yang diduga menghina pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aljufri yang disampaikan oleh MFP alias GFP.
Postingan dugaan penghinaan atau ujaran kebencian terhadap Guru Tua selaku tokoh pendiri Alkhairaat yang dinarasikan oleh MFP Alias GFP diberbagai platform media sosial, akhirnya memantik beragam reaksi kalangan abnaul Khairaat diberbagai daerah di Sulawesi Tengah. (Fz)