Peran Strategis Imam dan Pegawai Syara dalam Mewujudkan Pemilu Damai di Parigi Moutong
Parigi Moutong — Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya kembali menggelar kegiatan peningkatan kemampuan bagi para Imam Masjid dan Pegawai Syara’.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Hotel Oktaria, Kelurahan Masigi, Kecamatan Parigi, pada Selasa (1542025) ini menjadi ruang edukatif sekaligus silaturahmi para tokoh agama demi memperkuat ketahanan masyarakat dari ancaman radikalisme dan intoleransi.
Mengangkat tema penguatan kapasitas keagamaan dalam rangka cipta kondisi (cipkon) dan cooling system menjelang PSU, kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kasatgas II Preemtif, AKBP Moh. Taufik, S.H. bersama jajaran personel dan Da’i Kamtibmas Polri.
Dalam kesempatan tersebut Hadir pula dua narasumber utama yakni Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag, selaku Ketua FKUB Provinsi Sulteng, dan Ustadz Darsono, S.Ag., M.Pd.I dari Kemenag Kabupaten Parimo.
Kasatgas II Preemtif Ops Madago Raya, AKBP Moh. Taufik yang juga selaku Dirtahti Polda Sulteng dalam sambutannya mengatakan, peran penting imam masjid dan pegawai syara’ dalam menjaga kehidupan beragama yang moderat.

“Gerakan radikal masa kini tidak selalu datang dengan senjata, tapi lewat pemikiran dan penyusupan melalui tempat ibadah. Maka para imam dan pegawai syara’ adalah garda terdepan untuk mendeteksi dan mencegahnya,” ungkap AKBP Taufik.
Ia mengungkapkan bahwa masjid sering kali menjadi titik awal penyebaran paham menyimpang, melalui cara-cara yang tampak mulia seperti mengajar mengaji atau membantu operasional masjid. Namun dari sanalah proses panjang infiltrasi ideologi bisa bermula, jika tidak diantisipasi dengan keteguhan nilai dan wawasan keagamaan yang moderat.
Melalui materi berjudul Peran Imam Masjid dan Pegawai Syara’ dalam Menangkal Paham Radikal dan Intoleransi, Ustadz Darsono mewakili Kemenag Parimo mengajak peserta untuk memahami tanda-tanda awal penyebaran paham radikal di lingkungan masyarakat serta membangun komunikasi yang sehat dan toleran di tengah umat.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin menyampaikan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi kokoh dalam mempererat persatuan bangsa.
“Ketika imam dan tokoh agama menjadi jembatan antar umat, maka keberagaman bukanlah ancaman, tapi kekuatan. Inilah wajah Islam yang damai, inklusif, dan rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Antusiasme peserta tampak tinggi sepanjang acara. Banyak yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut, termasuk Suparlin, Imam Masjid As-Shabirin, yang menilai kegiatan ini sangat relevan dan bermanfaat dalam menjawab tantangan zaman.
“Kami merasa diberdayakan, bukan hanya dari sisi keagamaan, tapi juga dari sisi sosial dan kebangsaan. Harapan kami, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut,” ungkapnya.
Menutup rangkaian acara, AKBP Moh. Taufik menitipkan pesan penting menjelang PSU Pilkada Parimo, agar seluruh peserta ikut menjaga kedamaian dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi palsu, terutama yang mengandung isu SARA dan sentimen primordial.
Mari kita sukseskan PSU Pilkada Parimo untuk memilih pemimpin daerah, karena kemajuan suatu daerah tergantung pada masyarakat untuk memilih sesuai dengan hati nurani kita siapa pemimpin yang terbaik, tandasnya.