Uncategorized

Tangkal Ekstremisme, Satgas Madago Raya Dorong Peran Aktif Imam Masjid dan Pegawai Syara

Sigi – Upaya pencegahan radikalisme terus digencarkan. Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya Polda Sulawesi Tengah kembali menggelar kegiatan peningkatan kemampuan bagi para Imam Masjid dan Pegawai Syara’ se-Kabupaten Sigi, Rabu (7/5/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Kolam Pemancingan Nagaya Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, penuh semangat ini dipimpin langsung oleh Kasatgas II Preemtif AKBP Moh. Taufik, S.H., didampingi Kaposko Satgas II Preemtif Kompol Mat Syukri, S.Sos.

Acara ini menghadirkan narasumber penting, yakni Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulteng, Prof. Dr. Zainal Abidin, M.Ag, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Sigi, Ustadz Hi. Lutfi Yunus, S.Pi., M.Pd.

Para narasumber menyampaikan materi mendalam seputar moderasi beragama dan peran strategis tokoh agama dalam membendung paham-paham radikalisme dan intoleransi.

Dalam sambutan Kepala Operasi Madago Raya Kombes Pol. Boy F.S. Samola, S.I.K., M.Si., yang dibacakan oleh AKBP Moh. Taufik, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya preemtif dalam menjaga stabilitas keamanan dan harmoni sosial di wilayah operasi, khususnya Kabupaten Sigi.

Imam masjid dan pegawai syara’ disebut sebagai ujung tombak dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian.

“Kegiatan ini menjadi wujud komitmen Satgas II Preemtif dalam menjadikan imam dan pegawai syara’ sebagai sentral persatuan, serta agen penting dalam membangun kesatuan umat. Peran mereka sangat strategis, bukan hanya mengurus masjid, tetapi juga menegakkan nilai keagamaan di tengah masyarakat,” sebut AKBP Taufik.

Ustadz Hi. Lutfi Yunus menambahkan bahwa kegiatan seperti ini membawa manfaat besar bagi masyarakat luas, tidak hanya umat Islam.

“Semua agama menolak radikalisme dan intoleransi. Kegiatan ini memberi ruang bagi tokoh-tokoh agama untuk menyampaikan pemahaman damai kepada umatnya,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Zainal Abidin menekankan pentingnya pengakuan atas realitas keberagaman.

“Kerukunan tidak lahir dari menghapus perbedaan, tapi dari menghargainya. Justru, kita perlu mencari titik temu untuk membangun harmoni sosial,” ungkapnya dalam sesi pemaparan.

Ia juga menegaskan bahwa peran Imam dan Pegawai Syara’ sangat krusial dalam mewujudkan moderasi beragama.

“Peran Imam dan Pegawai Syara’ dalam mewujudkan moderasi beragama sangat penting. Mereka harus lebih dahulu memiliki wawasan keagamaan yang moderat,” kata Prof. Zainal.

Kegiatan ini juga mendapat antusiasme dan apresiasi dari peserta. Ustadz Aksan Laihi, S.P., selaku Imam Masjid Al Ikhsan Desa Luku, Kecamatan Dolo Barat, mengatakan bahwa materi yang disampaikan sangat bermanfaat.

“Materi yang disampaikan bisa menjadi bahan kami di lapangan selaku Imam Masjid untuk menangkal paham radikalisme dan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Kami berharap kegiatan ini dapat berlanjut di waktu akan datang,” pungkasnya.