Bentrok Antara Warga dan Polisi, Polda Sulteng Angkat Bicara : Polisi Bertujuan Netral untuk Cegah Anarkhis
Palu, Tribratanews.sulteng.polri.go.id – Bentrok yang terjadi antara warga masyarakat Kelurahan Poboya dengan petugas Kepolisian di jalan menuju lokasi tambang PT. Citra Palu Mineral (CPM) pada Rabu (26/10/2022) malam sangat disayangkan.
Praktisi Hukum yang juga Koordinator KontraS Sulawesi, Edmond Leonardo Siahaan, SH, MH berujar “Bentrokan harus dihentikan” katanya sebagaimana dikutip dari media Paluekspres.com, Kamis (27/10/2022).
Bentrokan seperti itu akan terus berulang disekitar wilayah konsesi PT. CPM. Nantinya akan terus jatuh korban baik dari masyarakat maupun perusahaan, bahkan bisa jadi dari tim pengacara masyarakat.
Menurutnya, seharusnya warga menunggu proses yang sedang berjalan yang telah diinisiasi oleh Gubernur Sulteng, H. Rusdi Mastura yang akrab disapa Kak Cudi.
“CPM sudah setuju dengan ide kak Cudi mengeluarkan sebagian wilayah konsesi untuk pencadangan negara yang diinisiasi oleh kak Cudi, kalau tidak salah sedang dalam proses perijinannya,” ujar Edmond.
Sementara itu, Polda Sulteng melalui juru bicaranya Kombes Pol Didik Supranoto yang juga Kabid Humas Polda Sulteng mengatakan bahwa kedatangan Kepolisian ke lokasi yang dilakukan pemblokiran jalan oleh warga berupaya bersikap netral.
“Kehadiran Kepolisian dilokasi tambang PT. CPM dalam posisi Netral. Menjaga timbulnya gangguan keamanan karena adanya pemblokiran jalan oleh kelompok warga Poboya,” ungkap Kabid Humas.
Kabid Humas menegaskan bahwa peristiwa penganiayaan dan pembakaran atau pengrusakan yang terjadi pada 18 September 2022 lalu adalah bukti, adanya aksi massa dilokasi yang sama yang akhirnya berakhir ricuh dan menimbulkan korban.
Kabid Humas juga mengatakan, upaya persuasif telah dilakukan sejak siang hari dipimpin langsung Kapolresta Palu, Kombes Pol Barliansyah. Tetapi upaya persuasif baik yang dilakukan lurah, tokoh adat dan tokoh masyarakat, tidak mereka indahkan.
Tetapi kehadiran Polisi dilokasi pemblokiran jalan kearah tambang diartikan lain, seolah Polisi memihak kepada perusahaan. Akhirnya massa pun bertindak anarkhis dengan melempari batu dan bom molotov.
“Dengan sangat terpaksa karena sudah membahayakan keamanan dan keselamatan anggota Kepolisian dan masyarakat sekitar, tindakan tegas harus dilakukan yaitu dengan menembakkan gas air mata,” terang Kabid Humas.
Oleh karena itu diimbau, masyarakat agar tidak terprovokasi yang nantinya akan merugikan diri sendiri atau orang lain.
“Sudah ada kesepakatan antara Pemerintah Provinsi dan PT. CPM untuk mengakomodir permintaan masyarakat agar bisa menambang di lokasi konsesi PT. CPM, tetapi itu semua masih dalam proses,” pungkasnya.(fn)