BID HUMASGeneralLatestNewsSATKER

Hitam putih, tidak ada keraguan dalam Islam

Palu, Tribratanews.sulteng.polri.go.id – Kamis 8/12/22. Seperti biasa setiap hari Kamis tiap minggunya Polda Sulteng menyelenggarakan pembinaan rohani. Semua personil Polda mengikuti Binroh sesuai dengan agamnya masing masing. Saat ini tempat ibadah di mako Polda Sulteng sudah berdiri dengan megah, baik masjid, Pura dan Gereja. Dengan demikian personil tidak jauh jauh untuk melaksanakan ibadah baik secara rutin maupun ibadah yang sewaktu waktu.

Kali ini di Masjid Polda Sulteng dilaksanakan Binroh dengan menghadirkan ustadz Dr. Adam M.Ag. dan mengambil thema hitam putih dalam Islam. Dalam ceramahnya ustadz yang humanis menyampaikan perumpamaan tentang sepak bola yang memang saat ini sedang booming karena piala dunia. Korelasinya adalah dalam waktu permainan dan cara bermain pesepakbola.

Dalam sepak bola pasti ada yang kalah da nada yang menang, waktunyapun sudah diatur sedemikian rupa dan pasti akan berakhir. Selain itu dalam permainan sepakbola juga ada pelanggaran baik teguran sampai kartu merah. Semua tidak ubahnya dalam kehidupan, dimana manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi, namun ada batasnya yaitu kematian. Termasuk dalam kehidupan ada yang berbuat baik da nada yang curang.

Yang curang mendapatkan kartu kuning sebagai peringatan, diibaratkan bagaimana Allah memperingatinya dengan suatu kejadian. Ada yang kartu merah, dimana telah melakukan kecurangan dan tidak dapat ditoleransi dan harus keluar lapangan, ibarat orang yang sudah tertutup pintu hatinya, bahkan Rasulullah-pun tidak dapat mengembalikanya.

Itulah islam, tidak ada sesuatu yang remang remang, tidak ada alasan pembenaran, yang salah adalah salah yang benar adalah benar, yang haram ya haram yang najis ya tetap najis, yang halal ya halal. Disini dituntut Islam yang berilmu, sehingga mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haram dan mana yang Halal. Terutama dalam kehidupan sehari hari, kita harus dapat memilah perbuatan kita, mana yang bermanfaat dan mana yang mudharat.

Dan akhirnya kita dapat mengakhiri hidup dengan tidak ada beban. Karena pada saat sakratul maut maka segala perbuatan akan tergambar semua, dan terlihatlah bagaimana selama berkehidupan di dunia, dan bila banyak kemudharatan maka begitu mengerikan dalam mengakhiri hidupnya. Sebaliknya bila dalam hidup di dominasi oleh kebaikan dan bermanfaat maka tenanglah dalam menghadapi sakratul maut, tidak ada beban. (KR)